Sudah lebih dari 2 minggu TaP (Tyto alba Project)
berjalan, dan menjadi salah satu bagian di dalamnya, membuat saya
memiliki cerita-serita ini. Awalnya, sangat mudah untuk memastikan
jadwal aktivitas burung ini. Namun, seiring berjalannya waktu, semakin
susah.. Kenapa? karena, burung ini bersarang di lobang plafon gedung
rektorat UB. Sebagai satu-satunya gedung yang paling berpengaruh di UB,
gedung ini tiba saratnya direnovasi. Pemasangan jaring bangunan, suara
berisik konstruksi, membuat kami ketar-ketir jika semuanya ini
dapat membuat proses alami yang ada di dalamnya terganggu. Bukan hanya
itu saja, kenyataannya, burung ini sedang bertanggung jawab pada 2 atau
lebih anaknya yang selalu berteriak-teriak dari petang hingga malam.
Bahkan, kabar yang sangat memedihkan terjadi ketika 2 lobang plafon itu
ditutup..
Ada 3 kemungkinan
ketika itu terjadi : Keluarga kecil itu terkurung hidup-hidup, Induk
mencari lobang lain, atau bahkan pekerja konstruksi mengambil
anak-anaknya.
Birdwatching malam
berbeda dengan birdwatching pada umumnya yang dilakukan pada pagi hari.
Menahan dingin, sepi, sulitnya mendokumentasi (karena penerangan dan flash yang
terbatas), dan terkadang sendirian, membuat kegiatan ini seperti hanya
diminati oleh orang-orang gila saja! Saya sangat menikmati ketika saya
mencatat jumlah orang yang juga melongok ke atas ketika saya terus
mengamati lobang plafon. Bahkan, terakhir kali saya melakukan
pengamatan, wow, ada 13 orang yang melongok, menengok ke atas, ketika
melihat saya menengok ke atas. Sungguh aneh dan nampaknya membuang
waktu, terlebih ketika sarang yang diamati sudah tidak ada lagi.
Adakah kekuatan ketika orang telah jadi lesu?
Sebuah tulisan ilmiah diawali dengan menuliskan tujuan. Ya, dan di
akhir semua tulisan, kita harus menutupnya dengan sebuah kesimpulan.
Apakah kesimpulan itu? jawaban dari tujuan.
Ketika bertanya
pada diri sendiri apa yang terjadi sehingga harus menekuni bidang
ornitho-konservasi, maka jawabannya akan terbayang ketika saya pernah
menikmati terpaan angin sejuk alam yang lestari. Suara Burung Takur yang
berisik membuat kita percaya bahwa kita tak pernah sendiri. Burung ini
terbang secara cepat menuju buah-buah hutan, lalu panik kembali ke
lobangnya. Elang Hitam yang mengangkasa dengan gagahnya membuat seluruh
isi hutan gemetar dan terdiam. Bahkan, Tyto alba sangat mengagumkan. Bagaimana mungkin sosok sebesar 42 cm, mampu terbang tanpa menimbulkan suara sedikitpun?
Tujuan,
dari apa yang telah terjadi, ketika melihat semuanya lestari, berbagi
hidup dengan penghuni paling berkuasa di dunia, yaitu manusia. Rupanya,
hanya sedikit manusia sadar akan berbagi ruang dengan ciptaanNya yang
lain. Namun, pengharapan akan dituliskannya 'sebuah kesimpulan yang
sesuai dengan tujuan', akan terus ada.
Semak dan tanaman menyala karena kekudusanNya, tetapi hanya orang-orang yang terpilih, yang mau bersujud.