the biodoversity

the biodoversity

Minggu, 02 Maret 2014

Bandealit di Pagi Hari

    Saya suka Bandealit ketika pagi hari. Rutinitas yang saya jalani selain melarikan diri sejenak dari tugas masak, adalah jalan-jalan ke arah Feeding Ground Pringtali. Sungguh, pemandangan kabut tipis yang membalut hutan-hutan yang berbatasan langsung dengan perkebunan sangat menawan. Ditambah lagi sinar matahari yang berlambat-lambat mengusir kabut pagi (lho, kok jadi berpuisi?)


   Pengin sekali menggambarkan ke sampeyan gambaran landscape hutan dataran rendah ini, tapi memang sedang ingin motret dari sisi portrait. Maksud hati ingin menunjukkan tingginya pepohonan yang menghias bukit-bukit.  Jian mirip dengan pulau-pulau luar jawa yang masih memiliki hutan perawan. Seringkali malah ditambah efek suara Lutung Jawa yang saling menyahut, atau terkadang kepak sayap Julang Emas yang melintasi sela-sela pepohonan tnggi.


   Nah, kalau ini adalah gubuk yang ditinggali oleh petani jagung untuk menunggu lahannya. Silahkan sampeyan bayangkan bahwa Bandealit ada dalam dua sisi : perkebunan dan area konservasi. 


   Saya  merasa keplek alias tidak pinter moto ketika melihat foto ini (memang sebenarnya ndak bisa, hahaha). Serius, bahwa suasana sebenarnya jauh lebih indah. Cahaya matahari sedang menembus pepohonan kelapa. Bukit-bukit masih beruap alias anget-anget, diselimuti kabut.  Sedangkan diantara bunga kelapa saling bersahutan jenis-jenis Pijantung. Nggumun...




    Kalau yang ini dipotret pas perjalanan pulang. Lewat pos Tupak Gesing, jalanan sudah banyak yang mulus. Konsentrasi akhirnya bisa dipecah antara lihat jalan dan pemandangan, hehe.. Mungkin cukup terlambat bila dikatakan masih pagi, tapi memang kondisi Meru Betiri yang kebanyakan tertutup vegetasi rapat membuat sinar matahari sulit menembus dasarnya. Efek lain adalah sampeyan harus banyak menengadahkan kepala jika melakukan pengamatan burung, karena mereka malah banyak bermain-main di tajuk pohon. weh-weh... 

yah, memang saya tidak pandai memotret... Tapi percayalah, Tuhan menggambar Meru Betiri dengan luaaarrr biasaaaa... siap dikagumi dan dieksplorrr...