the biodoversity

the biodoversity

Senin, 04 Februari 2013

Si Karat yang bikin Berat

  Entah mimpi apa saya pada akhir bulan januari lalu, ketika saya pada paginya, 1 Pebruari 2013 tiba-tiba kesusupan barang alus, berupa niatan pergi birding. Hngg.. biasanya, jam 8 pagi itu masih jadwalnya membalikkan tubuh di kasur ke arah kiri, hehehe.. :D
  Seperti sudah saya posting sebelumnya, saya tinggal di Kalibaru, sebuah kecamatan perkebunan yang ada di tepi barat Kabupaten Banyuwangi. Spesies yang saya pernah temui sih... tidak terlalu membuat saya gulung-koming kesenangan. Mungkin penemuan yang sedikit wah adalah Serindit Jawa di perkebunan Sengon Laut (Malangsari), atau Julang Emas (petak 14). Selebihnya adalah spesies-spesies alay yang minta difoto.
   Perjalanan ini dimulai dengan berat, karena tanpa sepengetahuan saya, jalur track di sepanjang perkebunan PTPN XII ke arah wonorejo... dibabati. Asem, panas tenan wooi... biasanya, begitu banyak pohon peneduh di pinggir jalan, namun sekarang jadi glondongan kayu yang diangkut dengan truk-truk berat. Tanaman kakao yang biasanya melimpah-ruah, eh sudah tidak ada. Malah tanahnya diratakan dengan bulldozer. Waduh, mau ketemu apa hari ini?
   Tapi tidak apa, saya bulatkan tekad, terus menapakkan kaki ke utara sambil memotret beberapa spesies alay (sampai-sampai dikira wartawan cuy!). Akhirnya, lelah berjalan, saya beristirahat di pinggir kebun tebu... Sedikit mbrasak, saya menemukan kali yang lumayan besar. Rasa dahaga seakan membuat saya ingin njebur sambil minum sebanyak-banyaknya, tapi ndak usah wes.. karena baru saja melihat beberapa petani keluar dari sungai.. siapa tahu sungai ini sudah tercemar feses merekaaaa? akh..
   Perjalanan dilanjut di tengah teriknya matahari, dan disinilah adegan drama terjadi... Dengan sedikit silau, saya melihat titik kecil berputar-putar di arah barat, mungkin sedikit di atas Pegunungan Mrawan. Setelah saya coba memotret titik jauh itu, lalu saya besarkan, hm.. pertama, ini Elang sp. Wow, mereka ternya berdua.. lalu saya potret keduanya, dan saya perbesar.. hm.. ini bukan Elang Ular Bido, sangat silent dan berwarna putih.. pengaruh cahaya, atau... entahlah. Saya coba menyimpannya dalam hati, karena keduanya sudah terlihat menghilang di balik awan. 
    Lalu, setelah beberapa ratus meter saat saya masuk ke dalam sisa-sisa tanaman kakao yang masih ada, saya terkaget-kaget karena mereka tiba-tiba datang.. dan kali ini jelas sekali. Bukan berdua, tapi bertiga! Keduanya masih cukup jauh untuk 300 mm, namun salah satunya terbang cukup rendah. Nah ini segera menjadi sasaran ceprat-cepreet.. Wow, semakin jelas, ini elang baru.. saya langsung curiga ini adalah Sikep Madu Asia versi terang.. hum, tapi ini warna putih broo... bukan-bukan.. ada garis mata gelap, ini osprey (Elang Tiram).. ! eh, saya ada di 800 dpl, jauh dari laut.. kongslet tenan otakku? akhirnya, hingga pulang saya ndak tahu ini jenis apa.. apes, saya lupa fieldguide, malah internet di rumah mati (maklum, kampung cuy). 
   Setelah beberapa hari, hasil foto diupload, dan dengan bantuan master-master RAIN, langsung teridentifikasi : Elang Perut Karat (Hieraaetus kienerii), alias Rufous-bellied Eagle. Suatu penemuan yang cukup bikin saya gulung-koming, secara.. di Kalibaru gitu... perkebunan banyak manusia. :D 

Selamat datang bapak, ibuk, dek Elang Perut Karat... Semoga masih ada kalau saya kesana :D  
Kontak pertama di atas lereng Mrawan
Tanpa diduga, dua ekor nampak soaring di atas kebun kakao
Berbagai jenis pose juv. Si Karat ini
Suatu manuver bertiga dalam satu frame : mengagumkan!





Tidak ada komentar:

Posting Komentar