the biodoversity

the biodoversity

Sabtu, 02 Agustus 2014

Caladi Tikotok : cerita dari Baluran ke Sukamade

  Mendengar nama burung ini pertama kali adalah saat Mas Nurdin dan antek-anteknya memborong hadiah Baluran Birdwatching Competition (mbuh yang ke berapa). Kala itu, samar-samar saya mendengar bahwa Kang Swiss sebagai pemangku adat sampai terbuai dengan temuan sarang si burung pelatuk kecil ini di Kacip. Lalu, kesempatan melihat secara langsung adalah di TNAP saat mengantar rombongan praktikum lapang. Cukup berjumpa saja, fotonya engga.. haha. Nah, kalau di Meru Betiri.... (blank)
   Awal cerita, adalah kedatangan kawan-kawan Biologi UIN Sunan Kalijaga (Jogja) yang berada di bawah bendera PKL mereka di bulan januari. Sungguh tak terduga, Sigit, salah seorang dari mereka membawa foto burung yang bernama latin Hemicircus concretus ini ke hadapan saya.
   "Waduh, saya malah belum dapat fotonya..." batin saya ngenes
Saat dimasukkan DPO Bandealit pun burung mungil ini belum juga nampak. Whalah... dengan mengibarkan bendera setengah tiang, saya pun harus ngemis minta foto ke Sigit, hehe.
   Namun, penantian rupanya berbuah manis. Di bulan Mei-awal Juni, 3 kali temuan di jungle track Sukamade membuat saya meyakini bahwa burung ini lebih lumrah di sana dibandingkan di Bandealit. Sayangnya, selalu saja Caladi Tikotok bersifat autis, sehingga susah sekali difoto. Baru pada akhir Juni burung ini malah mampir di belakang pos. Rumornya, ini karena jompa-jampi Mas Kukuh-Mas Nurdin yang saat itu bersama antek-antek Biolaska berkunjung di sana. Ah, tapi rumor ini terpecahkan juga. Buktinya, ayah-ibu-anak secara bersamaan terpotret pada minggu berikutnya di tempat yang sama, setelah mereka semua pergi, haha.. modharo.. 
    At last, keluarga bahagia si Caladi tak lagi menyapa saya. Sesekali terlihat dari kejauhan di tempat yang berbeda. Di lain kesempatan pun hanya terdengar suaranya. Ah, tak pernah bosan melihatmu baik-baik saja :)

Catatan:
Burung pelatuk ini menyandang gelar Least Concern versi IUCN. Meskipun disebutkan sebagai umum di Kalimantan dan Sumatra, namun burung ini tidak umum ditemukan di Jawa. Dalam versi IUCN juga, Population trend Caladi Tikotok juga cenderung menurun.


Matur suwun kepada :
1. Kawan Biolaska untuk pendokumentasian awal di Bandealit
2. Kawan Biolaska + mas Kukuh yang sudah menemani birding  di Sukamade.

Betina Caladi Tikotok

Jantan Caladi Tikotok

Remaja Caladi Tikotok






2 komentar: