the biodoversity

the biodoversity

Minggu, 07 September 2014

Menengok Raport Raptor Meru Betiri

Ketika saya tanya pada orang-orang berumur di resort, entah dimanapun, tentang hal-mushawal mengenai burung, seringkali jawabannya hanya gelengan lemah atau gumaman saja. Adapun beberapa persen dari mereka hanya mampu menyebutkan nama-nama lokal yang membuat saya memutar otak. Setelah otak diputar seperti diesel do peng, maka didapatlah nama burung itu dalam Bahasa Indonesia yang baik dan benar, hehehe.
Oleh karena itu, jika bukan karena Elang Jawa, maka burung-burung di Meru Betiri (atau di tempat lain juga?) tidak akan 'terselamatkan', tertutup oleh longsoran DUPAK, laporan RBM, pelaporan titik, atau laporan kejadian pelanggaran. Saya pikir, di sisi ini, elang artis ini menjadi pahlawan juga, karena telah menyelamatkan kaum burung dari kuburan ketidaktahuan, sehingga mau tidak mau, harus ada kegiatan untuk menemukan bocah berjambul ini.
Nah, kali ini mari berkisah dengan tempat-tempat ajaib di Meru Betiri yang telah mencatatkan nama-nama raptor. Tidak terlalu banyak memang, namun, untuk sebuah kawasan bergunung-gunung seluas 58.000 hektar, it s not bad broo... (menghibur diri :p )

1.Pringtali, Bandealit


Tempat ini adalah tujuan notok wisata di bagian barat TNMB. Sebenarnya, masih ada lagi Pantai Nanggelan di resort Wonoasri, lebih ke arah barat lagi. Namun, pantai ini yang paling oke di kawasan barat. Lokasinya tentu saja pantai, muara, perkebunan - ladang (enclave), hutan, dan juga tepian hutan yang berbatasan dengan enclave. Beberapa temuan Elang Jawa terdokumentasikan di muara barat serta muara timur. Masing-masing merupakan individu dewasa. Sangat terkaget-kaget ketika koridor pengamatan raptor dibuka pada bulan Desember 2013 di daerah feeding ground Pringtali. Berikut merupakan catatan lokal temuan di sana:
1. Elang Jawa
2. Elang Hitam
3. Elang Perut-karat
4. Elang-laut Perut-putih
5. Elang Ular-bido
6. Elang-alap Jambul
7. Sikep-madu Asia
8. Alap-alap Capung
9. Alap-alap Kawah
10. Alap-alap Sapi

Kurang banyak? mungkin iya, jika dibandingkan dengan lokasi-lokasi di taman nasional lain yang lebih terbuka dan kering. Namun, Pringtali, cukup menjanjikan juga untuk pengamatan raptor. Di suatu waktu, lalu lintas raptor di sana sangat padat. Bisa jadi dalam 1 hari 10 jenis tersebut muncul bergantian. Kita tinggal tiduran di rumput mencari naungan, dan memasang mata mengawasi perbukitan yang masih perawan hutannya. Selain itu, hal yang menarik adalah adanya catatan breeding dari raptor tersebut, antara lain Elang Jawa (Desember '13-Februari '14) dan Elang Perut-karat (Maret 2014). Temuan Sikep-madu Asia sendiri terdiri dari ras lokal dan ras ruficolis (migran dari kawasan Asia Selatan). Ini adalah surganya raptor di kawasan barat :D

2. Lahan Rehabilitasi, Rajekwesi 

Nah, rajekwesi adalah pintu gerbang menuju wisata utama TNMB seperti green bay atau Sukamade. Letaknya adalah tepat di timur, berbatasan dengan Kecamatan Pesanggrahan. Tidak ada yang lebih menarik daripada mengamati raptor di sini. Sayangnya, waktu yang sering terbatas (atau juga rasa malas?) membuat kawasan ini tak ter-eksplorasi sempurna.
Lahan rehabilitasi sebenarnya adalah bukit-bukit perbatasan yang telah disulap menjadi ladang. Semenjak diberikan kepada pihak Taman Nasional oleh perhutani, demikianlah keadaannya : jati sudah tidak ada, hanya tinggal ladang-ladang terbuka. Namun, keadaan seperti ini malah memberikan sisi positif untuk pengamatan raptor. Beberapa temuan yang tercatat adalah:
1. Elang Jawa
2. Elang Hitam
3. Elang Perut-karat
4. Elang-laut Perut-putih
5. Elang Ular-bido
6. Elang-alap Jambul
7. Elang Brontok
8. Sikep-madu Asia
9. Alap-alap Capung
10. Alap-alap Sapi
 Yang menarik adalah kecurigaan saya akan lokasi ini sebagai lintasan raptor migrasi. Sulit memang memantaunya secara berkala, namun cukup menggairahkan dengan adanya temuan Sikep-madu asia yang mondar-mandir di sini, baik ras lokal, maupun ras migran orientalis. Sekedar cerita, TNMB sementara sangat miskin dengan data pengamatan migrasai burung, baik raptor maupun burung pantai. Apakah mereka melaju di Jatim bagian utara saja, lalu di bagian tengah dan selatan menjadi terpencar? Aneh, padahal di Alas Purwo, bagian tanjung Banyuwangi (tenggara), cukup kaya dengan catatan burung pantai migran. Ah, entahlah... mungkin, di lahan rehabilitasi ini masih tercecer harapan untuk menemukan 'barang langka' semacam Elang-alap Cina, Elang-alap Jepang, atau bahkan si pengembara : Elang-ular Jari-pendek

Lalu bagaimana dengan yang lain? Tenang, semua pasti dapat kesempatan, baik Kalibaru, Sukamade, Sanen, atau yang lain-lain. Raptor tidak akan pernah ada habisnya, sama seperti burung-burung sak-jenthikan. Misalkan saja Sukamade, spot raptor di sana berganti-ganti alias tidak 'resmi'. Lokasi seperti sebrangan atau patok 9 memang terkadang kaya akan jenis, namun sering juga sepi akan jenis. Jika beruntung malah mendadak bertemu dengan Sikep-madu Asia bertengger, Elang Brontok bertengger, atau Elang Perut-karat yang soaring santai di atas gubuk. Di Sukamade sendiri prestasi puncak pengamatan raptor tidak lain adalah penemuan sarang Elang Jawa yang telah diberi nama Sisuka, hehe.. Namun, jika tanding ilmu kanuragan antara Sukamade - Rehab Rajekwesi - Pringtali Bandealit, saya masih berani masang taruhan untuk 2 lokasi terakhir. Yah, begitulah, ada kelebihan, ada pula kekurangan. Suatu saat, semoga lah ada kesempatan dan dibangkitkan nurani kita untuk mengeksplorasi burung-burung di sana :)



Meru Betiri, Gak ono matine rek... :D

2 komentar:

  1. mas agung sy tunggu tulisanya lg ya......plus kpn birding ng krecek?

    BalasHapus
    Balasan
    1. halo... makasih sudah mampir.
      Hiya nih, nulisnya agak macet.
      ----> ayooo birding ke segala arah :D

      Hapus