the biodoversity

the biodoversity

Minggu, 05 April 2015

Dunia Bawah Kaki

Malam ini saya ingin ngrasani mahkluk kecil bersayap... Bukan burung, tapi terlalu besar untuk lalat, atau bahkan tengu. Namanya adalah kupu-kupu

Yapp, di tempat saya makarya, mereka tidak terlalu banyak jenisnya. Jika saya boleh berbagi dengan pengalaman saya yang cupet ini, kupu-kupu di Meru Betiri tidak sekaya yang ada di pantai kondang merak atau coban rais, alang. Mungkin pilihannya ada 2 : saya yang terlalu ruwet menengadah mencari burung, atau memang benar, jenisnya sangat sedikit? Hm, entahlah, yang jelas, apakah Meru Betiri yang kaya dengan hutan-hutan rungkut, lebat, membuat jenis kupu-kupu sangat miskin, sama seperti di Cangar, Tahura R.Soeryo.
Meskipun demikian, menarik juga untuk melihat-lihat dunia 'bawah kaki' Meru Betiri ini.

Mau yang tertutup, atau telanjang?
Di sini, di Meru Betiri, anda lebih sering melihat mahkluk cantik ini di bumi yang telah 'ditelanjangi' manusia. Rerumputan perkebunan, tepian jalan, atau bahkan di tengah jalan. Rupanya, kupu-kupu sangat tertarik karena tempat yang terbuka memungkinkan semak-semak berbunga untuk tumbuh, seperti Lantana camara. Selain itu, lumpur dan batuan basah juga menarik perhatian kupu-kupu karena menyediakan mineral bagi mereka (disebut mud puddling). Oleh karena itu, saat kita melewati jalanan berlumpur di siang terik, sering kita melihat gerombolan kupu-kupu. Umumnya, kupu-kupu yang suka tempat 'telanjang' adalah mereka yang berwarna cerah. Yah, terkadang memang apes, beberapa juga gepeng karena terlindas ban motor, hehe..
Graphium sarpedon sedang di pinggir kali
Lalu yang tertutup? Nah, kupu-kupu yang gemar hidup di kawasan tertutup ini biasanya jarang bergerombol. Warnanya pun kusam, tak menarik. Kegemarannya pun njijiki, yaitu menghisap mineral dari buah-buahan busuk atau bangkai hewan. Namun jangan salah, sebagian besar dari mereka adalah penghuni julukan langka, atau paling tidak jarang terlihat. Di sinilah terlihat ketergantungan beberapa jenis kupu-kupu terhadap tutupan lahan, atau kalau dengan bahasa sangar, kelestarian hutan. Semakin lebat hutan, mungkin jenis di dalamnya sedikit, tapi 'berkualitas' tinggi :D

Bangun molor? Wah, Cocok!
Sampeyan tukang molor? nah, kabar gembira, kupu-kupu berbeda dari burung. Jika burung harus ditunggu di pagi hari sekali, kupu-kupu harus menunggu sinar matahari yang cukup untuk menghangatkan badan mereka. Pasalnya, mereka sangat tergantung pada sinar matahari yang mampu merangsang syaraf sayap mereka untuk aktif. Itulah mengapa kita jarang melihat kupu-kupu beraktivitas saat mendung, apalagi hujan. Nah, waktu yang cocok adalah sekitar jam 8 atau 9 saat matahari baru sepenggalah, hingga pukul 11 siang. Anda masih molor? Di situ saya terkadang sedih melihat nasib anda...
Eurema hecabe , nampak bagian underside-nya karena paparan sinar
Sambil mengusap iler yang super bau, mari kita pergi ke jalanan tanah atau yang kaya dengan semak berbunga. Ingat, hunting anda sangat tergantung dengan cuaca, jadi berdoalah agar cuaca benar-benar terik saat itu. Musim yang paling tepat adalah penghujung penghujan, dimana banyak hujan yang membuat genangan dan melarutkan mineral di malam hari, namun di pagi harinya, sinar matahari sedikit demi sedikit menguapkan air dan meninggalkan mineral di permukaan tanah. Sudah pasti, banyak kupu-kupu terlarut dalam pesta mineral atau nektar saat itu. Atau di lain kasus, saat musim kemarau, banyak kupu-kupu melakukan mud-puddling di tepian sungai kecil yang berlumpur.

Sabar...
Jika anda berkeinginan untuk mengetahui nama mereka, maka sabar adalah kuncinya. Ada dua pilihan untuk 'berkenalan', yaitu dengan menangkap atau memotretnya. Nah, seperti saya yang tukang poto amatir, memperoleh foto mereka adalah hal yang gampang-gampang susah. Susahnya adalah karena mereka termasuk serangga yang cerdas. Getaran akibat langkah kaki cukup membuat mereka berterbangan dan susah diam kembali. Selain itu, beberapa spesies hanya dapat dibedakan jika kita mengetahui pola pada posisi underside (saat menutup) dan upperside (saat membuka). Nah, kebayang kan bagaimana mensiasati itu semua dengan pose shoot merayap, berjongkok, tiarap, sembari berjemur dan dilihat buruh penyadap karet? :v

Nah, ini adalah beberapa jepretan yang saya koleksi di Meru Betiri:

Eurema blanda
Saletara liberia
Graphium antiphates



Appias albina

Cepora iudith

Tidak ada komentar:

Posting Komentar