the biodoversity

the biodoversity

Rabu, 10 Juli 2013

Bentet Kelabu dan Saktinya Libur Semester

    Bentet Kelabu (Lanius schach) atau yang akrab disebut penthet, cendhet, atau sebutan lokal lain, ternyata juga 'ditemukan' di Kampus Brawijaya. Walaupun burung ini oleh sebagian pengamat burung kampusan di-cap sebagai catatan ecek-ecek, namun betapa berharganya namanya di list Kampus Brawijaya. Nampaknya, burung ini tidak terima ketika namanya tidak disertakan dalam list burung-burung Kampus Brawijaya tahun 2013, sehingga mendadak seperti hantu, muncul. Berawal pada tanggal 22 Juni 2013, beberapa mahasiswa suka keluyuran (biar kelihatan sukses) ingin sekedar hunting foto kupu-kupu di Kampus Brawijaya. Sebut saja orang-orang macam Adityas Arifianto (Strix nebulosa), Faldy, Bayu Hendra, dan terakhir Arief Budiawan (Budhek, pacarnya sasha) bergabung dalam acara keluyuran ini. Dimulai dari penyisiran Gedung Fak. Perikanan yang setengah jadi, kami mendapatkan banyak foto-foto kupu yang sexy abis. Ditambah lagi hasil dokmentasi Klarap (Draco volans) yang seringkali cuma ngece ketika hewan ini serius dicari. 
Sendirian Saja, ada yang mau menemani?
   Penyisiran diperluas ke arah Glass house F. Pertanian dan kemudian masuk ke kebun percobaan. Nah, di sinilah sang Kuping Copet, Bayu Hendra mendengar suara Cendhet yang bertalu-talu. Setelah itu, beliau segera melihat burung dengan ekor panjang yang bergerak-gerak di rangka besi tempat penyimpanan tanaman. Memang dasarnya mata saya minus, saya selalu bertanya-tanya ke Bayu: "Endi seh...? Endi seh?". Rasa frustasi ini makin ditambah ketika di sebelah saya, Budhek, berkata dengan tenangnya: "oh.. kae toh...", lalu bergabung dengan Bayu untuk memotret. Siaaal.... saya yang terakhir belum dapat. Ketika kami makin mendekat, akhirnya burung ini terbang. Lhaah... syukurlah, ternyata tidak jauh-jauh, hanya mampir di cabang Trembesi bagian bawah. Akhirnya saya pun bisa ikut memotret.
   Menurut analisa pengira-ngira saya, memang burung ini adalah Bentet Kelabu muda. Bulunya masih njerabut alias kusam dan tidak rapi. Ekornya pun masih pendek. Nah, pertanyaan yang kemudian kami diskusikan hari itu adalah: kenapa, dan mulai kapan? Yap, Bayu sendiri mengira burung ini mungkin bukan lepasan. Saya pribadi tidak tahu alasannya apa, yang jelas, menurutnya, burung lepasan sangat mudah didekati dan ditangkap kembali. Selain itu, tentu burung ini hanya akan berputar-putar di sekitar rumahnya dahulu, bukan di semak-semak seperti ini. Lalu pertanyaan kedua coba saya cari jawabannya dengan membuka data-data tahun 2008,  nihil. Data pengamatan anak-anak zoothera pun tidak ada. Wah, semakin penasaran.... kok iso yo? macam hantu saja. 
   Belakangan, Adityas alias Strix nebulosa ikut nimbrung. Menurut pendapatnya, Kampus Brawijaya sangat ghoib bila liburan, entah Sabtu, Minggu, atau bahkan libur semester. Seakan-akan, hewan-hewan yang aneh-aneh dikeluarkan dari perut kampus yang super-sibuk ini. Hm, masuk akal juga. Kampus yang memiliki jumlah mahasiswa terbesar di Jawa Timur ini tidak heran akhirnya turut menyumbang penurunan habitat hewan di lingkungannya, ya secara kuantitas, ya kualitas Bahkan, kabarnya, dengan mahasiswa baru yang berjumlah 17.530 orang pada tahun 2012, membawa kampus ini menjadi kampus yang terpadat di Malang untuk sebuah luasan 58 ha. Nah, bisa anda bayangkan kan, betapa ramainya kampus kami ketika hari aktif perkuliahan. Sebagai gambaran, menyeberang jalan di kampus sangat susah. Bukan karena takut ditabrak oleh lalu-lalang kendaraan broo... (itu cuma no 2!), yang pertama adalah, tidak bisa melewati jajaran motor yang diparkir rapi! Seakan-akan, motor-motor tersebut menjadi pagar pembatas antara jalan aspal dengan trotoar, dan bukan hanya satu sisi, tapi dua sisi! Luarrr biasaaa....Apakah ada parkiran? oh, jelas ada, tapi akan segera penuh ketika jam menunjukkan pukul 07.00 WIB, sisanya... ya mblangkrak di pinggiran jalan seperti yang saya sebut di atas.
   Meskipun papan perlindungan hewan dipasang di seluruh penjuru kampus, tapi rasanya kami masih ketar-ketir juga. Pasalnya, beberapa satpam juga anggota kicaumania. Apalagi Bentet Kelabu merupakan salah satu burung kicauan favorit yang diincar, yaah... siapa tahu? Belakangan burung Bentet Kelabu yang kesepian ini masih sering nampak di kebun percobaan F. Pertanian. Mungkin hanya di sanalah ia bisa tenang dan sembunyi dari hiruk pikuk manusia dengan menelisik semaknya. Rasanya, burung unyu ini ingin saya bisiki: "kasihan kamu... sekecil ini harus hidup di tengah ganasnya manusia..."

Suasana Kampus saat Hari Aktif: Luar Biasa... !



2 komentar: