the biodoversity

the biodoversity

Sabtu, 06 Juli 2013

Buku Burung-burung Kampus Brawijaya = Jalan untuk Belajar Bersyukur

   Rasanya, sebagian besar kawan pengamat burung di Malang tahu akan adanya tulisan tentang burung-burung di Kampus Brawijaya ini. Atau jika berlebihan, mungkin ada sebagian kecil yang mendengar sayup-sayup bahwa ada yang menulis buku ini. Yap... benar, buku ini sebenarnya telah ditulis semenjak 1 tahun lalu, atau jika saya tidak salah ingat, awal pengumpulan data dan pendokumentasian jenis dimulai lebih lama lagi, yaitu sekitar akhir 2011. Memang cukup lama untuk mengerjakannya. Alasannya klasik: sedikit SDM yang memadai dan mau mengerjakan. Padahal jika menilik luas Kampus Brawijaya yang 'hanya' 58 ha, dan jumlah spesies yang bahkan tidak mencapai 50, tentu dalam waktu singkat seharusnya buku ini segera kelar. Namun, foto tidak boleh dihapus, dan tulisan harus terus dikerjakan. Buku ini akhirnya tetap berjalan perlahan-lahan meskipun hanya memanfaatkan waktu luang mahasiswa lapuk (yang sebenarnya tim penggembira) sebagai penulisnya :)
   Semua orang pastinya men-cap ini semua sebagai hal yang harus segera direalisasikan. Saya pun demikian. Dengan ngos-ngosan, saya mulai dengan mencetak hasil desain layout untuk diberikan kepada pihak jurusan. Apresiasi didapat, tetapi tetap ada beberapa perbaikan dan koreksi dari rekan pengamat burung. Bersamaan dengan itu, file pdf terus saya bagi ke hampir semua teman yang dapat memberikan komentarnya untuk perbaikan buku ini. Masih kurang puas juga, akhirnya dengan semangat, saya perbarui desain layout-nya, supaya yang melihat buku ini tidak nangis sedih :D. Sembari menunggu koreksian berdatangan, saya masih terus bergelimang-nafsu agar buku ini punya dukungan. Bagaimana tidak? secara pribadi, saya berharap membagikan kehidupan burung-burung di sebuah kampus metropolis, agar banyak orang tahu bahwa mereka ini ada. Selebihnya, saya bermimpi ini semua bisa dicetak dan dibagi secara gratis..tis...tis. Namun, nampaknya buku ini masih memiliki tantangan saja. Mulai dari rekan-rekan pihak kampus sendiri atau kesibukan yang membayang-bayangi ex-mahasiswa ini sebagai penulisnya. Mungkin yang paling 'membahagiakan' adalah sulitnya mencari dukungan dari sesepuh-sesepuh kampus, atau jurusan yang  notabene tempat saya belajar. Apalagi nyetak itu butuh duit, dan saya selalu mendapat memori hitam ketika berhubungan dengan kata terakhir tersebut. Saya pun terdiam dan merenung pada pertanyaan-pertanyaan skeptis: pentingkah arti sebuah buku kecil ini? apalagi ini bukan kawasan konservasi, dan tata guna lahan sudah ke arah gedung-gedung nan megah ala kaum metropolis. Bahkan hampir setengah dari jenis burung yang tercatat, menjadi sulit atau bahkan tidak pernah ditemukan lagi. Akhirnya, perasaan skeptis sempit nan tidak berdaya ini menjadi bayangan jahat untuk menyelesaikan sebuah buku perdana ini.
   Tetapi rasanya Tuhan tidak pernah tinggal diam. Nampaknya, Ia sedang tersenyum ketika mengijinkan sebuah proses berlaku dalam kehidupan manusia, termasuk kepada mahasiswa lapuk ini. Jika dukungan dan semangat dari pihak-pihak pengampu kampus masih kurang, namun dukungan dari rekan-rekan pengamat burung sangat 'wah' sekali. Seakan-akan, tulisan sekelas artikel anak SMP ini menjadi setara Bas Van Balen atau legenda hidup pengamatan burung (misal Lik Swiss, Lik Imam, Lik Baskoro). Bahkan, dua minggu lalu salah seorang dosen mau membantu memberikan ISBN secara cuma-cuma dan tanpa proses yang ribet. Hanya saja, beliau sama-sama tidak memiliki kocek untuk membiayai pencetakannya. Tapi lebih daripada itu, syukur dan terus menerus berusaha menjadi pilihan terbaik agar kelak, tiap orang yang bahkan tidak tahu adanya burung di Kampus Brawijaya, akhirnya menjadi tahu. Bahkan cita-cita saya, dan tentu semua orang masih tetap: gratis... atau setidaknya, murah.
   Masih dalam rangkaian yang sama, buah syukur itu menjadi makin terlihat, tatkala seekor burung Bentet Kelabu (Lanius schach) tercatat secara perdana dan terdokumentasikan dengan baik dua minggu lalu. Bahkan, syukur harus diucapkan karena tiap kali sumpek-pek-pek dalam hal ini, Gusti memberikan banyak pilihan kegiatan : motret kupu-kupu bersama Faldy, Bayu, dkk, ngurusi PPBI sebagai tim gembira-ria, atau berekspedisi ria ke kota-kota lain. Selain itu, mulai ada pihak-pihak yang bisa dibidik untuk mendukung buku ini. Bahkan (sekali lagi.. bahkan!), semakin banyak bermunculan calon-calon author buku lokal yang baru, seperti Herpetofauna Kampus Brawijaya, Buku Kupu-kupu Malang, atau dengar-dengar ada Buku Burung Malang juga. 
   Apapun alasannya, yang jelas, saya semakin bersyukur. Coba jika Tuhan tidak mempertemukan tulisan saya dengan dosen yang punya percetakan, atau tidak ada dukungan rekan-rekan pengamat burung, atau bahkan tidak ada kawan yang menemani saya berjalan-jalan, motret, atau sekedar ngopi. Entahlah... yang jelas, ketika melihat tiap warna dan kata dalam buku ini, selalu teriring kata syukur dalam tiap kebaikan-Nya... dan tentu saja, bayangan akan senyum-Nya. :)


Selamat Berkaryaaaaa....


Salah Satu Halaman di Buku Ini


7 komentar:

  1. Wah, selamat Mas, sudah berhasil membuat sebuah karya seni yang bagus. Akan sangat bermanfaat nih :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. wehehe.. suwun mas,
      yang penting... bisa berbagi.. yaah, meskipun sedikit-sedikit :)

      Hapus
  2. semangkuk eyang, lanjutkan... :D
    klo mencapai puncak segampang membalikkan telapak tangan, kagak ada yang menantang dan pastinya kagak ada yg penasaran buat mencapainya.

    wah, mau tuh pdf nya. mana.. ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wakaka, baik nyai husna :D
      emoh...

      Hapus
    2. haks...
      eyang pelit, minta beneran nih.. :D

      Hapus
    3. yoh, mbuh kapan...
      sabar wae lah :D

      Hapus
    4. huakakakakakak, inggih eyang... :D

      Hapus